Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Wednesday, June 18, 2008

Rengeng-rengeng : Damai

Damai itu indah, sampai banyak tokoh-tokoh di Indonesia yang merasa perlu untuk berkumpul dan mendirikan "Forum Indonesia Damai". Di belahan dunia lain, tiap hari tidak pernah sepi dari kata "damai", baik yang sekedar wacana, ajakan biasa, sampai dengan demontrasi. Yang menggunakan segenap kekuatan militernya dan angkat senjata menyerbu negara lainpun, konon juga demi sebuah kata "damai".

Sebuah dunia yang damai memang merupakan dambaan banyak orang. Dunia yang tanpa pertumpahan darah, tanpa keributan maupun cakar-cakaran sesama anak manusia. Dunia yang setiap manusia bisa hidup dengan aman, nyaman, tenteram, sejahtera. Menodai kedamaian bisa dianggap sebagai kejahatan bagi banyak orang, paling tidak merupakan kesalahan moral.

Indonesia memang bangsa yang beragam. Tingkat keragaman itu ternyata bukan saja menyangkut soal suku bangsa, bahasa, agama dan sebagainya, tapi juga tentang makna kata "damai". Kata "damai" di Indonesia ternyata tidak melulu sama maknanya seperti yang tertuang dalam "imagine"-nya John Lennon. "Damai" bisa berarti juga kompromi. Di jalanan ketika berurusan dengan petugas lalu lintas atau persoalan yang berkaitan dengan pengadilan, "damai" bisa punya makna lain lagi.

Konon, hanya orang gila yang bisa mengubah dunia. Memang hanya orang gila yang tidak mau "nrimo" dan berdamai dengan arus maupun lingkaran yang mengelilinginya. Seorang Marthin Luther King Jr, lahir dan berdiri di tengah arus hegemoni gereja dan pemuka agama. Marx menorehkan warna baru di tengah arus liberalisme-kapitalisme. Komunisme-Leninisme berantakan justru oleh seorang Gorbachev yang merupakan anak kandungnya sendiri. Indonesia juga bisa tegak mengenyam kemerdekaan karena orang-orang yg bersemboyan "Kami cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan." Empat belas abad lampau, di tanah Hijaz, lahir masternya orang gila, yang menyulut api peradaban baru bagi umat manusia.

10 Desember 2003

No comments: