Rengeng-Rengeng: Mbah Maridjan
Jika ada orang yang namanya dengan sangat mendadak menjadi begitu populer, salah satunya adalah Mbah Maridjan. Mbah Maridjan, seolah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari berita seputar bergolaknya Merapi.
Tentu pendapat bisa sangat beragam mengenai sosok bernama Mbah Maridjan ini. Namun, ada yang menarik dari sosok Mbah Maridjan ini. Keyakinannya, keteguhan pendiriannya, dan ketidak inginannya memaksa orang untuk mempercayai dan mengikutinya, baik paksaan terang-terangan, maupun paksaan halus yang bisa saja berupa ancaman ghaib.
Lepas dari benar-salahnya apa yang diyakini Mbah Maridjan, lepas dari pendapat apakah keyakinan Mbah Maridjan itu tahayul atau pengetahuan intuitif, bagi saya, Mbah Maridjan adalah contoh yang baik bagaimana seseorang mesti menjalani dan “memperlakukan”
keyakinannya. Seseorang yang benar-benar sudah yakin, tidak perlu lagi meyakin-yakinkan dirinya, tidak mesti gentar menghadapi kenyataan bahwa dia sendirian dengan keyakinan tersebut, tidak perlu merancang penampilan dan gaya bicara agar membuat orang tertarik dan
mengikutinya, serta tidak perlu menebar ancaman baik fisik maupun psikis terhadap orang lain yang tidak meyakini hal yang sama. Yang melakukan sebaliknya, bagi saya, sebenarnya bukanlah orang yang yakin, tapi sekedar meyakin-yakinkan diri dan tidak pede dengan keyakinannya.
Mbah Maridjan, bagi saya, adalah semacam selingan yang sangat menyegarkan, di mana berita-berita baik di media cetak maupun elektronik tiap harinya didominasi oleh orang atau kelompok orang yang sedang mendemonstrasikan ketidak yakinannya dengan meyakin-yakinkan diri beramai-ramai.
Mbah Maridjan, bagi saya, seperti sedang mentertawakan, bagaimana demonstrasi keyakinan tentang Tuhan dan agama seperti barang “ecek-ecek” di depan mistisisme Merapi a la Mbah Maridjan.
22 Mei 2006
Kemenangan Timnas U-16 Sangat Diharapkan Menpora
5 years ago
No comments:
Post a Comment