Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Wednesday, June 18, 2008

Rengeng-Rengeng: RUU APP 2006 ... Weleh

Ketika ‘booming’ buku-buku dan VCD Harun Yahya beberapa tahun lalu, saya sempat dihinggapi kekhawatiran. Bukan khawatir akan adanya penemuan-penemuan baru a la Harun Yahya yang meruntuhkan penemuan-penemuan sebelumnya (karena memang tidak ada sama sekali penemuan baru dari Harun Yahya, kecuali polesan ulang dari faham kreasionis fundamentalis Kristen), tapi saya khawatir dampaknya terhadap pola pikir kaum muslimin pada umumnya.

Kekhawatiran saya sedikit banyak terbukti. Mulai ada pemahaman pada sebagian kaum muslimin, bahwa –ini interpretasi saya- tidak sempurna ke-Islam-an seseorang jika tidak mempercayai faham kreasionis, dan yang menerima evolusi berarti menganut (setidaknya terpengaruh) faham materialisme-atheisme.

Oke, saya tidak akan membahas evolusionis – kreasionis lebih jauh, tapi saya akan membahas pola pikir –sebagian- kaum muslimin yang mulai terjebak dalam logika hitam-putih, kalah-menang, kami-mereka, Islam-kafir, menguasai-dikuasai dan seterusnya. Memang, pola pikir seperti itu sebenarnya sudah lama ada tanpa kehadiran Harun Yahya, namun sedikit banyak Harun Yahya turut andil makin meng-kristal-kannya, dan muncul sebagai ‘New Hero’ bagi sebagian kaum muslimin.


Sebenarnya setiap orang bebas memilih pola pikir seperti apa yang mau dia anut. Namun ketika pola pikir (dalam hal ini pola pikir hitam-putih) dibawa ke ruang publik, tentunya timbul masalah besar. Pola pikir hitam-putih cenderung melahirkan konflik, permusuhan dan perpecahan. Sedangkan ruang publik, mestinya diatur dengan semangat ‘sharing’ dan saling mau
kompromi (dalam arti mau menahan diri dan legawa terhadap pihak lain). Tanpa semangat ‘sharing’ dan mau kompromi, area publik hanya akan menjadi area pertarungan, saling jegal, upaya menguasai, dan mata rantai balas-dendam.

Contoh mutakhir dan paling gamblang dari pola pikir hitam-putih yang potensial melahirkan konflik itu adalah RUU APP 2006. RUU APP 2006 benar-benar mengkhianati semangat ‘sharing’ dan mau kompromi. Lebih parah lagi, cara meng-gol-kan RUU APP 2006 dipenuhi disinformasi yang sangat jahat. Bahwa, penentang RUU APP 2006 adalah kaki tangan pengusaha media, pendukung pornografi sampai dengan mendapat biaya dari Amerika Serikat sangat jamak ditemui, terutama di mailing-list.

Bagaimana bisa dipercaya bahwa RUU APP 2006 semangatnya mencegah kerusakan moral, jika upaya penge-gol-annya sudah meludahi kaidah moral yang sangat mendasar? Saya tidak mengerti, barangkali mem-fitnah dan melakukan kebohongan publik (disinformasi) itu bukan merupakan kejahatan moral bagi pengusung dan pendukung RUU APP 2006. Kalau begitu, moral seperti apa yang ingin ditegakkan?

Barangkali para perumus RUU APP 2006 itu perlu istirahat dulu jadi wakil rakyat. Lebih baik mereka kursus dasar-dasar demokrasi dan Hak Azasi Manusia dahulu, agar tidak menerbitkan RUU yang memalukan. Barangkali mereka perlu belajar lagi, apa itu ruang privat dan ruang publik. Barangkali mereka perlu belajar memahami bahwa meruyaknya pornografi di ruang publik mestinya diatur dengan suatu aturan agar pornografi tidak berseliweran seenak udel-nya di ruang publik, di mana ruang publik itu juga berisi orang-orang yang tidak menyukai pornografi, dan yang lebih penting lagi, di sana ada anak-anak. Tapi, saya tidak yakin mereka mengerti hal itu.

Saat mau menyudahi tulisan ini, tiba-tiba seperti ada yang membisiki saya “Sssttt .. RUU APP kan sebenarnya sekedar politik ‘dagang sapi’. Nih, lu gua kasih ini. Tapi, lu kasih gua yang itu yah?”

Weleh …

9 Mei 2006

No comments: