Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Monday, September 1, 2008

Paijo : Bohong

"Dibohongi itu enak," begitu Paijo sering nyeplos sambil guyon dengan teman-temannya, jika ada saat mereka ngomong soal jujur, kejujuran, bohong dan kebohongan.

Teman-teman Paijo yang sudah hapal lagu si bujang gemblung itu paling cuman nyengir jika mendengar Paijo mengulangi ocehannya. Tapi bagi yang baru pertama kali mendengar biasanya akan protes.

"Wong dibohongi kok enak. Enak apanya ?!" begitu biasanya protes yang keluar.

"Ya enak ! Asal nggak ketahuan saja kalau dibohongin."

Begitulah. Jika orang yang protes sudah mengerti maksudnya, Paijo akan berhenti hanya sampai di situ. Tapi jika belum mengerti, maka Paijo akan menyebut contoh yang sederhana.

Orang boleh saja menganggap ocehan Paijo itu sekedar gurauan. Memang begitulah watak anak satu itu, sangat demen bergurau, bercanda. Sedang serius-seriusnya orangpun Paijo sering sempat nyeletuk dengan gurauan. Biasanya dia bungkus dengan plesetan. Bisa menjengkelkan memang, namun tidak jarang berhasil menurunkan tensi ketegangan. Tidak begitu jelas apa niat anak itu dalam gurauan-gurauannya. Namun jika dicermati, kadang gurauan Paijo mengandung
hal-hal yang sangat serius. Salah satunya ya soal itu tadi, enaknya dibohongi.

Pengertian sederhana dari bohong adalah menyatakan hal yang tidak sebenarnya. Bohong lebih berkonotasi kepada hal yang jelek, meski dalam konteks tertentu bohong tidak bisa dianggap jelek jika punya tujuan yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan. Menyelamatkan nyawa orang dari kejaran orang lain misalnya, bisa dimasukkan dalam pengecualian dari sifat jeleknya bohong. Juga bohong dalam hal yang memang sudah dimaklumi bersama bahwa itu bukan hal yang sebenarnya, tidak selamanya melulu bersifat jelek. Dunia entertainment dan canda sehari-hari adalah bohong dalam jenis ini.

Kadar kejelekan bohong berbeda-beda. Tergantung dalam hal apa seseorang berbohong dan dalam skup yang bagaimana seseorang berbohong. Kebohongan dalam pergaulan sehari-hari antar individu, tentu berbeda dengan kebohongan terhadap publik. Baik sifat, akibat, maupun sanksi yang akhirnya nanti akan kembali ke orang yang berbohong.

Salah satu hal yang biasanya menjadi bumbu kebohongan adalah harapan. Harapan yang dijanjikan di balik kebohongan, yang biasanya berupa sesuatu yang indah-indah. Satu kebohongan biasanya juga akan melahirkan kebohongan-kebohongan yang lain. Satu kebohongan agar tidak terbongkar biasanya memerlukan kebohongan-kebohongan baru guna menutupinya. Begitu dan begitu terus, sampai kebohongan bisa terbongkar, atau si pembohong berhasil meyakinkan obyek yang dibohongi.

Membongkar kebohongan bukan sesuatu yang mudah, apabila kebohongan itu dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan dan piawai menjajakan kebohongan dengan membangun sistem canggih yang menopang kebohongannya. Karena canggihnya, maka bisa membuat orang banyak terlena, tanpa sadar hidup dalam kebohongan serta memegang erat kebohongan.

Namun kebohongan tetap kebohongan. Cepat atau lambat kebohongan akan terbongkar juga, meski untuk itu diperlukan orang-orang yang setia menolak berada dalam atmosfer kebohongan.

22 September 2002

No comments: