Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Monday, September 1, 2008

Paijo : Tahun Baru A la Paijo

Blothonk uring-uringan tidak karuan. Paijo yang diharapkan mau diajaknya puter-puter dengan motor bututnya, malah nggelosor tidur pulas di dipan pada malam tahun baru itu. Lebih menjengkelkan lagi, gaya tidurnya sama sekali tidak enak dilihat. Tidur tengkurap dengan pakaian masih lengkap, kepala miring ke kanan, bibir monyong tertekan pipi yang nempel ke bantal. Kaki kiri menjuntai ke lantai, dan kedua tangan ikutan tengkurap dengan telapak tangan sedikit di atas pinggang. Persis penjahat yang diringkus polisi seperti di filem-filem Holywood. Gaya tidur Paijo seperti pelecehan habis-habisan terhadap nilai estetika, itu tentu jika tidur juga mesti dinilai estetis atau tidak.

"Jo .. bangun Jo. Ayo jalan-jalan !" Blothonk coba membangunkan Paijo dengan mengguncang-guncang lengannya. Tapi yang dibangunkan tidak memperlihatkan reaksi apapun.

"Udahlah Thonk, orang tidur pulas kayak gitu nggak usah diganggu," kata Rakhmat yang berdiri di depan pintu.

"Enak aja. Dia udah janji mau jalan-jalan. Nggak bisa seenaknya ninggal tidur !"

"Kali aja dia capek. Kalo nggak mau ditinggal, ya sono kamu ikutan tidur !" kata Rakhmat.

"Thonk, lihat tuh mulut Paijo. Monyong amat !" Budi yang sudah siap lengkap dengan sepatu dan jaket ikut nimbrung.

"Iya .. ha .. ha .. ha .. ," Blothonk terbahak. "Kalau ada kamera, mau aku potret terus tak tempelin ke dinding, biar dia nggak bisa kemethak lagi."

"Kali dia ngimpi jadi Freddy Mercuri lagi nyanyiin 'I want to break free'," sambung Budi. "Mulutnya dimonyong-monyongin biar kayak si Freddy."

"He..he.. iya juga. Sore tadi Paijo nyanyi lagu itu terus," Blothonk menimpali. "Cuman ada yang aneh."

"Apanya yang aneh ?" tanya Budi.

"Bait keduanya selalu dilewatin. Abis bait satu langsung loncat ke refrain kalo nggak balek lagi ke awal," jelas Blothonk.

"Dia lupa kali Thonk .. " Rakhmat coba menetralisir 'kecurigaan' Blothonk.

"Lha, itu kan lagu favorit Paijo waktu sekolah dulu. Lagian lagunya belakangan sering dia puter lagi pakai walk-mannya itu. Aku pernah minjem kok."

"Ya udah. Kayak gitu aja kamu gede-gedein. Kali dia emang nggak mau nyanyiin bait kedua itu," kata Rakhmat lagi.

"Iya, tapi kenapa ?" Blothonk masih belum puas.

"Biarin lah Thonk. Biar itu jadi urusannya Paijo. Toh kita nggak bayar waktu dia nyanyi, jadi ya suka-suka dia," sela Budi. "Eh, Thonk kira-kira dia lagi ngimpi apa ya ?"

"Ngimpi ditangkep Hansip kali ha..ha..," kata Blothonk sambil cekakakan.

"Husy .. bukan ! Ngimpi ditabok bidadari sampai bibirnya monyong !"

"Ee.. enak aja ditabok bidadari. Cewek-cewek sini aja nggak ada yg mau sama dia, apalagi bidadari," bantah Blothonk.

"Kamu sentimen amat sih sama Paijo ? Mentang-mentang cuman dia sendiri yang nggak punya pacar."

"Salah sendiri nggak mau nyari pacar. Suka pilih-pilih sih. Mau nyari yang kayak bidadari ?" Blothonk masih ngeyel.

"Jangan-jangan dia pernah patah hati Thonk !" kata Budi. "Soalnya si sableng itu tergolong cukup supel bergaul sama cewek."

"Ya.. nggak tahu ya ! makhluk satu ini super tertutup soal yang satu ini," sahut Blothonk. "Eeiit , apa ya kira-kira hubungannya sama bait yang hilang itu ?"

"Hey, udah-udah. Nggak baik ngrasani orang lagi tidur. Kalo sempet dia denger bisa repot," Rakhmat coba menyetop kedua temannya.

"Kalo itu sih .. nggak mengkhawatirkan. Paling dia nyengenges kalo denger," Blothonk tidak mau kalah.

"Lha yang mengkhawatirkan apa Thonk ?" tanya Budi.

"Yang mengkhawatirkan kalo dia tiba-tiba kentut. Dampak sosialnya yang nggak tahan. Posisi tidurnya itu lho yang rada gawat ha..ha..ha..," Blothonk cekakakan lagi.

"Dasar wong ngeyel ! Udah bangunin aja dia," Rakhmat akhirnya menyerah.

Serasa mendapat mandat dari komandan, Blothonk langsung bergegas membangunkan Paijo. Diguncang-guncangnya lagi lengan Paijo. Belum bangun. Dicobanya lebih keras, tetap tidak bangun juga. Dijewernya kuping Paijo, malah anak itu menggumam sambil membalikkan posisi kepalanya. Tidak ada tanda-tanda terbangun. Karena jengkel, dipencetnya hidung Paijo dan mulutnya ditutup dengan bantal. Paijo yang tidak bisa bernafas terbangun sambil gelagapan.

"Heh, ada apa sih, ngganggu orang tidur aja !" Paijo geram sambil menahan kantuk.

"Ayo jalan-jalan. Malem tahun baru nih," kata Blothonk.

"Males ah, ngantuk !"

"Males .. males .. ! Kan udah janji," Blothonk coba memaksa.

Merasa disodok dengan kata 'janji', Paijo memaksa diri bangun dan duduk dengan kepala masih bergoyang-goyang menahan kantuk.

"Jam berapa sekarang ?" tanya Paijo setengah menggumam sambil mata merem separuh.

"Jam setengah dua belas," jawab Budi.

"Emang kenapa sih kalau jalan-jalannya dibatalkan ?" Paijo masih coba menawar.

"Ini malem tahun baru Jo. Besuk udah ganti tahun !" Blothonk mulai kesal.

"Kalau ganti tahun kenapa, bulannya masih dua belas kan ?" tanya Paijo seenaknya.

"Raimu !" Blothonk benar-benar kesal. "Ini kesempatan buat jalan-jalan. Dan nanti kita bisa nyari tempat buat merenung."

"Tahun baru itu siklus alam yang diwakili oleh waktu. Tidur itu siklus alam yang diwakili tubuh," gumam Paijo seolah tanpa dosa. "Siklus waktu jadi penting dan diritualkan, berarti siklus tubuh juga penting dan pantas diritualkan."

"Nggak usah bertele-tele. Kalau nggak mau ya udah, sini mana kunci motornya biar
aku yang pakai," Blothonk habis kesabarannya.

"Daripada ribut, udah gini aja !" Budi tiba-tiba sudah memegang gayung berisi air di tangannya. Diambilnya air dengan tangan lantas diusapkan ke muka dan rambut Paijo.

Paijo nyengenges. Masih terlihat menahan rasa kantuk. Diambilnya rokok sebatang, terus disulut untuk membantu melawan rasa kantuk.

"Oke guys. Karena udah ada yang nyuciin mukaku, jadi nggak perlu cuci muka lagi. Ayo berangkat," Paijo beranjak dari dipan.

Sambil menuntun motor keluar dari halaman, Paijo bernyanyi-nyanyi kecil. Dan lagunya masih sama dengan yang diributkan Blothonk : I Want To Break Free.

"I want to break free
I want to break free
I want to break free from your lies
You're so self satisfied I don't need You
I want to break free
God knows, God knows I want to break free

I've fal ... !" Paijo tiba-tiba berhenti.

"Kok brenti Jo ? Di bait itu lagi brentinya."

"Ngrokok dulu !" Paijo mengulum batang rokok sambil nyengenges.

31 Desember 2002

No comments: