Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Monday, September 1, 2008

Paijo : Pecundang

Entah kesambet jin di mana, malam itu Paijo ngoceh tidak karuan. Semua ocehannya menyangkut luar negeri dengan segala permasalahannya. Mulai Palestina yang sedang hangat-hangatnya, Khaddafy, Chaves dengan Venzuelanya, sampai Fidel Castro. Kadang ia bernostalgia dengan peristiwa Revolusi Iran, Glasnot dan Perestroika ala Gorbachev yang memicu rontoknya komunisme secara politis serta blok Timur sebagai blok militer. Ia juga ngoceh tentang tumbangnya rezim apartheid di Afrika Selatan, people power di Philipina, keberanian Mahathir Muhammad bilang "TIDAK" kepada IMF, serta Anwar Ibrahim sang pangeran yang terbuang. Kadang juga ocehannya jauh menyuruk ke masa lalu, kekaisaran Romawi, Persia, Daulah Bani Umayyah, Bani Abbassiyah, Fathimiyah, sampai khilafah Turki
Utsmaniyah.

Namanya saja ngoceh, jangan harap ocehannya punya nilai ilmiah yang tinggi. Justru sebaliknya, melompat-lompat dan tidak jelas juntrungannya. Tentu saja teman-temannya lama-lama bosan, karena kesannya Paijo sekedar sedang menggali isi memorinya tanpa peduli sama sekali ocehannya enak didengar atau tidak. Seperti biasa, Blothong "musuh bebuyutan" Paijo yang pertama kali protes.

"Raimu Jo .. Jo .. sempet-sempetnya ngomongin sesuatu yang jauuuh di sono. Mending urusin dirimu sendiri yang amburadul itu !"

"Apa hakmu melarangku ?!" tanya Paijo sengit.

"Bukan melarang .. mbok ya ngomong soal yang deket-deket aja .. ini melanglang buana, ngalor-ngidul ngetan-ngulon nggak karu-karuan .. !"

"Saat apa yang kita makan, kita minum, kita lakukan, bahkan mimpi-mimpi kita tidak luput dari campur tangan orang jauh di belahan bumi sono, sah-sah saja kita juga ngomong tentang belahan dunia yang lain .. " kata Paijo.

"Lha kalau udah ngomong gitu .. lantas apa yang bisa kita lakukan ? nggak ada !" Blothong coba membantah.

"Nggak ada katamu ?! Kalau sekarang ini goyang erotisnya Britney Spears bisa setiap saat nongol di depan hidungmu, apa nggak kepikiran satu saat kamu pethakilan dan pencilakan di depan jidatnya George Bush ?"

"Walah jauh amat Jo !"

"Jauh katamu ?! Apa kamu nggak ngrasa, tiap detik serbuan budaya asing lengkap dengan segala nilai-nilainya klinteran di sekitar kepalamu ? Apa nggak kepikir satu saat gantian budaya dan nilai-nilai yang kamu anut klinteran di otak mereka ?"

"Dasar wong edyaann ! Omongannya pun omongan edan !"

"Edan ?! Aku sedang melihat jauh ke depan. Ini kompetisi jangka panjang ! Kalau pun sekarang kita dalam posisi "kalah", itu nggak mesti kita juga dihinggapi mentalitas pecundang !"

"Opo maneh itu Jo ?" kali ini Budi yang tanya.

"Orang yang hanya bisa mangap, melahap tanpa punya daya kritis sama sekali adalah ciri mentalitas pecundang. Orang yang bisanya nyinyir, ngamuk dan ngutuk sana-sini juga ciri mentalitas pecundang."

"Ngomongmu tambah ngawur Jo !"

"Ngawur ?! aku sedang menohok benak kesadaran kita. Apa kita sudah cukup puas sekedar menjadi konsumen thok ?! Apa kita sudah cukup bangga dengan sikap defensif yang absurd, ngamuk dan mengutuk-ngutuk ?! .."

"Lantas maumu apa ?"

"Pertama kita terima "kekalahan" sebagai satu kenyataan. Selanjutnya kita bangun diri kita masing-masing agar lebih siap berkompetisi di segala bidang secara elegan dan beradab !"

"Muluk amat ?!"

"Nggak muluk-muluk ! kan udah kubilang kita bangun diri kita masing-masing. Artinya mulai dari diri sendiri, terus melebar ke orang-orang yang berada dalam jangkauan kita."

"Iya .. iya .. tapi sampai kapan ?"

"Sampai kapan ? Apa Khomeini ketika di pengasingan tahu sampai kapan perjuangannya membuahkan hasil ? Apa Nelson Mandela tahu kapan perlawanannya bisa menumbangkan rezim apartheid ? Apa Arafat sekarang ini tahu, kapan Palestina bisa benar-benar merdeka ? Apa para pejuang kita dulu tahu kapan penjajah akan hengkang dari Indonesia ?"


19 April 2002

No comments: