Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Monday, September 1, 2008

Paijo : Perubahan

"MU, Liverpool, Arsenal adalah contoh kesediaaan mau mengubah diri," kata Paijo saat ditanya pak RT tentang klub-klub papan atas liga Inggris itu. Sejak dikerjain Paijo, dan dilanjutkan nonton liga champions bareng di rumahnya, diam-diam pak RT mulai "jatuh hati" pada Paijo. Pak RT mendapatkan seorang teman yang bisa diajak ngomong dalam banyak hal. Pak RT seperti bernostalgia dengan masa mudanya yang energik dan dinamis. Sedikit banyak hal itu didapatinya juga pada diri Paijo. Jika beberapa hari Paijo tidak nongol, maka pak RT akan pesan pada seseorang agar Paijo datang ke rumahnya.

"Apa mas Paijo sudah lama tahu klub-klub itu ?" tanya pak RT.

"Sedikit-sedikit saya tahu Pak. Bukan hanya klub-klub itu, tapi juga sepakbola Inggris dan sepakbola dunia pada umumnya," jawab Paijo.

"Wah, bagus itu. Lantas perubahan apa yang sampeyan lihat ?"

"Sebenarnya ini hal yang sudah umum Pak. Kita kan tahu Inggris itu dari dulu terkenal dengan 'kick n rush'. Sampai dengan era 80-an sampai 90-an warna 'kick n rush' itu masih dominan di liga Inggris maupun tim nasionalnya. Namun sejak era 90-an itu pula, klub-klub Inggris, terutama yang papan atas pelan-pelan mulai mengubah dari gaya 'kick n rush'".

"Perubahan itu kan karena banyak pemain asing dari Eropa daratan yang main ke Inggris ..," kata pak RT.

"Iya juga Pak. Tapi kalau kita mau lihat lebih jauh, banyaknya pemain Eropa daratan kemudian disusul pelatih-pelatih non Inggris Raya, saya kira itu sekedar rentetan dari niat mau berubah yang sudah dimulai sebelum era itu," kata Paijo.

"Apa iya ?" tanya pak RT.

"Saya kira iya Pak. Kritik baik dari dalam maupun dari luar agar Inggris mau membuka diri dan meninggalkan gayanya yang ketinggalan jaman itu kan sudah lama terdengar. Dan kritik-kritik itulah yang diterima dan mulai diterapkan."

"Tapi mas Paijo, perubahan itu kan baru efektif di level klub. Sedang di tim nasional malah nggak mampu membawa prestasi yang bagus," kata pak RT.

"Kalau kita berorientasi pada hasil, memang demikian Pak. Tapi kalau kita lebih memandangnya sebagai proses perubahan yang berawal dari kesediaan diri untuk berubah, itu sangat bagus."

"Tapi kan kalau hasilnya nggak kunjung dateng, orang bisa frustrasi lho," sanggah pak RT.

"Betul Pak. Proses perubahan gaya sepakbola Inggris ke gaya sepakbola modern toh memang belum bisa dibilang massif. Masih terbatas pada klub-klub papan atas saja. Dalam kata lain, perubahan ini masih terlibat tawar-menawar dengan kultur sepakbola yang sudah mapan. Hasil serba tanggung lah yang mereka dapat saat ini. Tapi rasanya mereka juga kepalang basah buat kembali ke kultur lama. Akhirnya mereka yang sekarang masih bertahan dengan 'kick n rush' lambat laun akan menyesuaikan diri juga. Mereka tentu akan belajar dari Brazil yang 'rela'
mengurangi gaya 'jogo bonito' demi meraih prestasi yang lebih baik."

Dua orang beda generasi itu terus asyik ngobrol sampai tengah malam. Tema obrolan mereka tidak lagi sekedar dunia sepakbola, tapi bergeser ke bermacam-macam hal. Namun masih ada yang dominan, yakni soal perubahan.

Perubahan memang sesuatu yang niscaya. Sekeras apapun perlawanan terhadapnya, tetap saja perubahan selalu muncul dan muncul lagi di berbagai sektor kehidupan dengan berbagai macam wajahnya. Perubahan adalah sunnatullah, hukum Allah. Seiring waktu yang terus bergerak, yang berarti juga berubah, maka pilihan mati-matian menolak perubahan akan membuat orang tercecer di tengah dinamika hidup. Orang akan jadi terbelakang dan tersisih ke pojok kehidupan jika memegangi sikap mental yang absurd dalam memandang perubahan.

Perubahan memang tidak serta merta membawa hasil yang segera bisa dinikmati. Kebelum jelasan hasil perubahan, apalagi jika berlarut-larut, bisa menyeret orang pada sikap frustasi dan memilih kembali ke titik sebelum terjadi perubahan. Di sinilah diperlukan wawasan dan pandangan yang jauh ke depan, yang tidak terbelenggu dengan cara pandang masa lalu, dan tidak terperangkap dalam bingkai kekinian.

"Satu hal yang mesti diwaspadai, perubahan mestinya mengarah ke perbaikan dan bukan kehancuran," kata Paijo sebelum akhirnya pamit pulang.

25 September 2002

No comments: