Wanita-Muslimah Yahoogroups.com

RSS to JavaScript

Mbak Rita

Ardi Cahyono

Idiosyncracy

Mas Arcon

Opotumon

Map IP Address
Powered by

Selamat datang, sugeng rawuh ..

Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..

Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik"

 

Custom Search

Monday, September 1, 2008

Paijo : Dunia Kecil

Seandainya dunia ini kecil, tentu sangat mengasyikkan. Celakanya, faktanya dunia ini tidak kecil. Dunia ini besar, luas dan sangat kompleks sehingga jadinya tidak asyik. Untungnya, manusia punya kreativitas tersendiri untuk membuat dunia yang tidak asyik itu menjadi asyik. Salah satu cara : ciptakan "dunia" sendiri. "Dunia" kecil yang bisa kita atur sesuai kemauan kita. Bisa kita aduk-aduk, kita jungkir-balikkan sesuai selera kita. Maka terciptalah "dunia"-"dunia" kecil baru di atas dunia yang besar dan luas. "Dunia" itu bisa berlatar belakang dan bernama macam-macam.

Orang boleh saja mencibir, mengecam bahwa "dunia"-"dunia" kecil itu hanyalah sarana pelarian. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahwa "dunia"-"dunia" kecil itu bisa bermanfaat untuk menjaga kepercayaan terhadap kehidupan. "Dunia" kecil juga bisa berfungsi sebagai oposan, penyeimbang terhadap dunia besar yang -bisa jadi- kesebalan terhadapnya sudah mencapai titik kulminasi. Dan jangan-jangan, orang yang mencibir dan mengecam itu secara tidak sadar sudah menghuni satu "dunia" kecil sendiri, paling tidak sedang membangunnya.

Paijo bukanlah kekecualian dari kecenderungan seperti itu. Di balik keteguhan sikapnya untuk tidak mau terjebak dalam lingkaran "dunia"-"dunia" kecil, toh dia sedang dan telah menciptakan "dunia" kecilnya sendiri. "Dunia" kecil yang dia bangun bersama teman-temannya satu kamar kos. "Dunia" yang bisa membuatnya betah bertahun-tahun menjadi penghuninya. "Dunia" yang punya corak tersendiri, berbeda dengan dunia sungguhan di luarnya.

Salah satu keasyikkan yang bisa Paijo dapat dari "dunia" kecilnya adalah, bahwa di situ menganut prinsip "biarlah yang berbeda tetap berbeda". "Dunia" kecil itu juga penuh dengan iklim kebebasan dan sikap hidup egaliter yang merupakan elemen terpenting demokrasi. Kalaupun di situ Rakhmat diangkat bersama-sama menjadi ketua, hal itu sama sekali tidak menghilangkan prinsip egalitarian yang dianut bersama. Fungsi utama ketua dalam "dunia" kecil itu adalah menjaga tetap berlangsungnya iklim demokrasi. Juga, pada saat-saat tertentu menjadi wasit jika terjadi kebebasan salah satu penghuni melanggar kebebasan penghuni yang lain. Namun, wasit di sini tentu berbeda dengan wasit sepakbola, yang keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Wasit di "dunia" kecil itu tetap bisa digugat, jika keputusannya dianggap merugikan salah satu pihak. Jika debat soal keputusan wasit menemui jalan buntu, ada jalan lain yang bisa ditempuh : voting.

Keasyikan lain yang didapat Paijo adalah di "dunia" nya itu topik-topik yang jadi obrolan sangat berwarna. Mulai dari kebudayaan, politik, ekonomi, agama, tekhnologi, olahraga silih berganti mengisi ruang obrolan mereka. Kalau pakai term "hanya yang ahlinya yang boleh ngomong", maka "dunia" kecil Paijo itu seolah meludahi term tersebut. Apalagi kalau term itu masih harus diembel-embeli legitimitas akademis tertentu untuk bidang tertentu pula. Paling hanya Rakhmat
yang memenuhi syarat untuk ngomong soal agama, atau Budi yang calon insinyur itu yang memenuhi syarat ngomong soal tehnik mesin. Lha, kalau Paijo sama sekali tidak bisa memenuhi syarat apapun untuk ngomong apa saja, karena keahlian utama Paijo hanyalah "waton njeplak". Semangat "waton njeplak" itulah yang melatar belakangi Paijo maunya terlibat ngobrol dalam topik apapun. Kalau diprotes, paling keluar jurus andalan selanjutnya : "ngeyel".

Ssstttt .. diam-diam Rakhmat, Budi dan Blothong memperhatikan, ada satu topik yang selalu dihindari Paijo. Topik yang dihindari itu berkaitan dengan perempuan. Tentu saja bukan perempuan sebagai ibu atau anak. Paijo selalu berusaha mengalihkan kalau topik sudah mengarah ke sana. Jika gagal, dia pura-pura tidur atau ngeloyor pergi. Paijo sepertinya punya pengalaman traumatis dengan makhluk yang bernama perempuan itu.


6 Mei 2002

No comments: