Apakah Paijo terbawa arus "Ada Ada Dengan Cinta", jika tiba-tiba ia menulis sebait syair tentang cinta ? Tidak jelas, seperti syairnya yang juga tidak jelas.
Di manakah cinta ?
Pada pandangan yang menyala,
Pada desir-desir rasa,
Atau pada sebentuk lembaga ?
Barangkali hanya Paijo yang tahu maksud syairnya, termasuk apakah pertanyaan dalam syair itu benar-benar pertanyaan atau sekedar pertanyaan retoris. Jika Dini sempat membaca syair kakaknya itu, tentu Paijo akan diledek habis-habisan. Bisa jadi Dini akan sewot karena Paijo tidak pernah mau menjawab mengapa sang kakak tidak juga menemukan sosok gadis yang dia cintai. Padahal tidak kurang Dini mendorong-dorong Paijo, termasuk mengenalkan dengan beberapa temannya.
"Cinta nggak bisa direkayasa. Namun, kalo datang ia juga nggak bisa dibunuh. Kalo kupaksakan buat mencintai seseorang, itu namanya aku sedang bermain-main dengan diriku sendiri. Cinta seperti itu nggak akan bertahan lama, karena sebenarnya ia bukan cinta," begitu yang pernah dia bilang pada Dini.
Entah Paijo dapat darimana kata-kata itu. Yang jelas jika didesak lebih jauh Paijo memilih diam atau mengalihkan pembicaraan. Tinggallah semprotan bertubi-tubi Dini lontarkan pada Paijo. Yang sok idealis lah, yang maunya sempurna lah, dan sebagainya.
Paijo adalah laki-laki normal. Jika ia tidak mau melayani omelan adiknya lebih jauh lagi, itu karena Paijo memang menyimpan sesuatu yang tidak ingin dia ungkapkan, termasuk pada Dini. Paijo sebenarnya juga pernah jatuh cinta. Namun tidak jelas pada gadis mana. Hanya Paijo yang tahu, termasuk mengapa cinta itu hanya disimpannya dalam hati.
Upss.. tunggu, ternyata masih ada bait-bait syair Paijo yang lain.
temuilah cinta
di bawah sengatan matahari
di antara tetes keringat
pada celah deru nafas
temuilah cinta
dalam sunyi yang khusuk
pada sepenggal malam
dari sepotong doa
temuilah cinta
pada senyum tanpa rekayasa
dari kaum papa
dari kaum yang didakwa pendosa
temuilah cinta
pada hamparan semesta
pada penghuni semesta
pada sang maha pemilik cinta
Adakah Paijo sedang meluaskan cakrawala cintanya ? Mungkin, setidaknya itulah yang terbaca pada tidak maunya anak itu terjebak pada satu pattern cinta. Paijo sedang menulis syair-syair itu, bukan hanya pada secarik kertas, tapi juga pada lembaran hatinya. Lembaran yang kadang juga terisi kekerasan sikap dan ego khas anak muda.
28 September 2002
Selamat datang, sugeng rawuh ..
Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..
Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik" 
Custom Search
Monday, September 1, 2008
Paijo : Senandung Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment