Pak Santo dan Heru geleng-geleng kepala melihat ulah Paijo. Sambil mendengarkan walkman Paijo teriak-teriak menirukan lagu di kaset. Matanya merem, tangan di acung-acungkan. Kakinya dihentak-hentakkan sampai kadang kebablasan naik ke atas sofa.
"I'm running free yeah, I'm running free .. I'm running free yeah, I'm running free .. "
Mereka tentu saja nggak ngerti lagu apa yang sedang membuat Paijo mabuk itu. Itu adalah salah satu lagu "kebangsaan"nya Iron Maiden, group heavy metal yang ngetop di era 80-an. Nggak tahan dengan ulah Paijo itu, akhirnya Heru memukul kaki Paijo dengan keras.
"Hey, bangun! eling .. eling .. kamu minumnya kapan, kok mabuknya baru sekarang ?!"
Sambil nyengenges Paijo melepas ear-phone nya.
"Siapa yang mabuk tho mas .. mas .. Kalau minum, iya tadi barusan. Minum teh yang pahitnya minta ampun. Ngasih gulanya pelit !"
"Oo.. ceritanya protes. Udah tambah sendiri sono !"
"Jo, kamu ndengerin lagu apa sih, kok sambil teriak-teriak heboh gitu ?" tanya Pak Santo.
"Ah, dikasih tahu paling Pakde juga nggak ngerti. Ini lagu heavy metal, De. lagunya anak-anak muda."
"Lagu gedombrangan itu tho ? pantesan .. ndengerin lagu mbok yang bagus, yang baik-baik .." kata Pak Santo.
"Kok Pakde jadi gitu sih ?! selera orang kan laen-laen, De. Lagian kalo lagu kayak gitu dianggap nggak baik, berarti Pakde cuman ngliat kulitnya doang."
"Laiya to .. lagu kayak gitu apanya yang baik .. Kan, lagu gedombrangan kayak gitu yang sering jadi biang keributan."
"Ndangdut itu juga sering jadi biang keributan lho, De. Sepak bola juga. Ngantri beli tiket juga. Saluran air di sawah juga. Rebutan penumpang juga. Masih banyak lagi deh .. " bantah Paijo.
"Ngomong soal musik gedombrangan, kok nyebut-nyebut yang lain .. piye tho ?"
"Lha Pakde nyalahin musiknya, bukan orang yang bikin keributan. Kalau Tuhan juga dibikin keributan, apa kita mau bilang Tuhan yang salah ?"
"Embuh ! omonganmu mbulet nggak karu-karuan .. "
"Pakde sih ! udah sepuh mbok jangan main tembak sembarangan. Banyak juga lho, musisi rock yang baik-baik. Lyriknya juga bagus-bagus .. "
"Ya, dasarnya kamu suka sih Jo. Makanya kamu belain .." sela Heru.
"Pembelaanku nggak obyektif, gitu ? bisa jadi. Tapi aku punya pandangan lain soal musik rock, yang barangkali Pakde, mas Heru dan kebanyakan orang tidak tahu .."
"Sok kamu Jo !"
"Aku nggak sok, Mas. Ini beneran. Aku suka musik rock bukan sekedar suka musiknya thok. Sedikit banyak aku juga tahu perkembangan musik itu, dari blues yang lahir dari kalangan tertindas kulit hitam, rock 'n roll, hard-rock, funk-rock, heavy metal, thrash metal, hard-core dan masih banyak lagi yang aku nggak hapal satu persatu .." Paijo menjelaskan dengan serius.
"Lho, emangnya apa hubungannya musik beyayakan itu sama blues ? kan jauh banget," tanya Heru setengah membantah.
"Wah, mas Heru nggak tahu sih. Rata-rata musisi rock papan atas, terutama gitarisnya, adalah juga pemain blues yang baik. Musik rock adalah perkembangan dari blues dengan ekspresi yang berbeda. Meski masing-masing ekspresi itu timbul dari latar belakang yang berbeda, namun memiliki "ruh" yang sama."
"Gayamu Jo .. emangnya ruh apaan ?" Pak Santo gantian tanya.
"Ruh yang berupa keinginan untuk keluar dari kesumpekan hidup. Blues itu keluar dari hati yang penuh kegetiran dengan ekspresi kesedihan. Makanya melodi blues itu merintih dan sangat menyayat perasaan. Kalau nggak percaya, coba aja denger musik blues yang asli, jangan cuman yang sering nongol di TV itu. Yang ini cuma sekedar menguasai tehniknya tanpa disertai ruhnya yang orisinil."
"Kemudian rock n roll itu ekspresi riang," lanjut Paijo setelah menyruput teh pahitnya."Ini adalah semacam bentuk melarikan kesedihan ke kegembiraan. Funk rock, baik musik maupun segala atribut yang menyertainya adalah bentuk pelecehan terhadap kemapanan. Hard-rock, heavy metal sampai thrash metal adalah ekspresi kemarahan dengan tingkat intensitas yang berbeda-beda. Makanya musik rock itu, baik yang funk, hard, heavy maupun thrash disebut juga musik kaum pemberontak, kaum anti kemapanan."
"Na .. bener kan ? musik kayak gitu emang musiknya orang-orang nggak genah, orang-orang nranyak ! lha wong aturan-aturan, bahkan aturan agama pun ditabrak-tabrak," komentar Pak Santo.
"Lho .. kok Pakde sekarang jadi begitu konservatif ? Apa Pakde nggak ngliat, fenomena seperti itu hakikatnya kepanjangan kritik Allah terhadap system, terhadap manusia sebagai penyelenggara kehidupan ?"
"Walakadalah .. bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap .. lha kok sampai sejauh itu Jo ?" tanya Pak Santo agak terkejut.
"Pakde kan yang mulai nyebut-nyebut agama ? Sekarang gantian akupun coba, istilah kerennya, mentransendensikan pengamatanku. Fenomena seperti itu kan cuman beda bentuk aja dengan fenomena ndangdut di Indonesia. Coba sekali-kali Pakde nonton ndangdut yang di lapangan, yang penontonnya rakyat kalangan bawah. Kali lain coba nonton yang di TV atau tempat lain yang penontonnya rata-rata orang berduit. Perhatikan waktu mereka joget, ada perbedaan ekspresi atau tidak ?"
"Emangnya kenapa kalau beda ?" tanya Pak Santo lagi.
"Bedanya cuman memberi gambaran kalau tingkat kesumpekan yang dialami juga beda. Namun, tetap ada kesamaan, yaitu pencarian terhadap sesuatu yang non material."
"Sesuatu yang bersifat spiritual, gitu maksudmu ?"
"Kurang lebih begitu. Bukankah itu bisa diartikan sebagai kritikan Allah terhadap kaum agamawan yang tidak bisa menawarkan 'something spiritual' dari agama, dibanding dengan sumber-sumber yang lain ?"
"Ya jangan lantas menyalahkan agamawannya tho, Jo. Kan bisa jadi juga karena orang-orangnya yang mblunat ?"
"Bisa jadi toh bukan sesuatu yang mutlak ? kenapa dari situasi yang 'bisa jadi' itu kita tidak membenahi diri kita masing-masing. Kenapa agamawan selalu memposisikan diri mereka sebagai yang benar, dan yang di luar mereka berarti salah dan perlu dinasehati terus. Kenapa nggak dimulai budaya dialog agamawan dengan umat, dan bukannya -kata Cak Nun- sekedar main semprit aja ?"
"Nah, pantes sukanya musik rock, lha wong kamu sendiri hobi memberontak gitu .. " canda Heru.
"Memberontak kan nggak selamanya negatif. Sudahlah, ntar kepanjangan. Toh, tadi aku cuman mau njelasin soal musik rock. Mudah-mudahan Pakde dan mas Heru nggak gampang lagi memandang rendah mereka, karena Allah pun bisa muncul menyertai fenomena seperti itu. Allah bisa muncul di mana-mana."
"Tunggu .. tunggu Jo !" potong Heru. "Aku pernah baca di buku, katanya, mengatakan Allah ada di mana-mana itu sesat lho Jo. Karena itu berarti Allah juga ada di comberan, di WC dan lain sebagainya."
"Biarin aja. Toh itu cuman pendapat. Aku pun juga berhak berpendapat, pendapat seperti itu tentu keluar dari orang yang nggak ngerti apa artinya metafor .."
26 April 2002
Selamat datang, sugeng rawuh ..
Apapun tujuan Anda membuka Blog ini, saya tetap selalu mendoakan semoga hari-hari Anda selalu indah, semoga bahagia selalu menyertai, dan yang penting semoga mbesuk-nya husnul khatimah dan masuk surga, terserah mau surga versi yang mana :-) ..
Catatan: Tidak terima kritik, karena kritik itu artinya "keri tur setitik" 
Custom Search
Monday, September 1, 2008
Paijo : Tuhan Bisa Muncul Di mana-mana
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment